Kurangnya kualitas (guru) tenaga pendidik
Salah
satu hal yang menjadi penyebab kurangnya kualitas pengajaran yang diberikan
oleh guru adalah karna ia menempuh study yang sangat lama, berkisaran 4 tahun
kemudian bersanding gelar S.Pd, namun itu bukan passion nya, mereka kurang peka bagaimana memahami siswa dan tidak
tau bagaimana supaya suasana kelas mengajarnya nyaman oleh siswa. Memang benar
selama menempuh study selama 4 tahun mereka telah belajar bagaimana mengendalikan
siswa mereka sendiri, namun tetap saja pada lapangannya orang – orang yang memang
keinginan serta bakat dan minat nya di bidang itulah yang dapat menuangkan
kreatifitaas dan inovasi nya dalam berkiprah di dunia pendidikan, baik cara
edukasi nya maupun cara evaluasinya serta yang lainnya. orang-orang yang tidak
berbakat di bidang keguruan memang bisa juga menjadi guru dan mengajar pada
akhirnya, namun tetap saja keoptimalan dan kemaksimalan lah yang di harapkan,
yang mana hal tersebut bisa datang dari pendidik yang memang berbakat dan
berminak di bidang keguruan, itulah mengapa kita tidak boleh berpikir random
ketika mengambil keputusan, kita harus berpikir struktural dan going forward agar tidak salah ambil
tindakan ketika mengambil keputusan, terlebih dalam menempuh pendidikan yang
sangat penting ini.
Selanjutnya
adalah tamatan nonpendidikan menjadi guru, seperti yang berlatar belakang
katakana saja sarjana hokum, malah menjadi pengajar/pendidik yang mana
seharusnya dia tidak berurusan dengan spidol malah menjadikan itu sebagai
senjatanya, hal tersebut tentu bertolak belakang, tidak sesuai dengan basic skill yang telah di miliki nya.
Hal tersebut tentunya akan menjadi masalah ketika dia harus mengajar di dalam
kelas, tentu akan terjadi hubungan timbal balik yang kurang sesuai dengan
peserat didik/siswa. Selain itu ketidaksesuaian bidang studi yang di tempat kan
untuk guru mengajar, misalnya sarjana matematika di tempatkan mengajar mata
pelajaran sejarah atau pendidikan kewarganegaraan tentu hasil penjelasannya
tidak akan seluas dan sedetail dengan bidang yang tidak dia tekuni tersebut,
hal tersebut megakibat kan kurang nya ilmu secara keseluruhan tersampaikan pada
siswa yang diajarkannya tersebut.
Ketertinggalan
selanjutnya ialah guru-guru di Indonesia masih enggan melakukan riset-riset
atau mengikuti kajian pengajaran, orang yang pergi dan melaksanakan hanya itu
itu saja (sebut saja di dalam suatu sekolah), masih enggan bergerak menemukan
cara bagaimana siswa dapat menerima
pelajaran dari nya secara mudah di pahami dan di mengerti. Serta masih belum
menemukan cara good teaching good
learning yang mana dapat membuat siswa tidak bosan dan tidak jenuh untuk
belajar, justru mereka merasa enjoy dan
interested untuk belajar, namun masih
banyak guru yang belum memberi kan itu kepada siswa nya.
Terakhir
adalah masalah motivasi. Perlu juga kita sadari mungkin guru-guru malas untuk
menemukan bagaimana cara mengajar yang baik dan memberi cara mengajar yang
inovatif kepada siswanya, karena menimbang upah/gaji yang ia terima. Ia melihat
gaji guru di luar negeri yang luar biasa terpenuhi kebutuhannya tanpa harus
mencari tambahan pekerjaan lain untuk mencukupi kebutuhan lainnya. Namun yang
perlu guru-guru kita garis bawahi adalah bukan itu guru ialah pahlawan tanpa tanda jasa ialah elemen
terpenting untuk mengubah pendidikan Indonesia supaya lebih baik lagi. Jika
bukan dari sekarang guru kita menginovasikan cara mengajarnya bagaimana bisa
kita mendapat pengajaran yang baik pula dan bagaimana pula kita (guru selanjutnya)
memberi pengajaran yang lebih baik lagi kepada siswa selanjutnya.
Ini
tulisan pribadi saya, maaf jika tidak begitu tertata rapih, happy read it
viewers..